Wednesday, August 20, 2014

Obat Kolesterol dari Suku Sasak

Obat Kolesterol dari Suku Sasak - Suku Sasak adalah sukubangsa yang mendiami pulau Lombok dan menggunakan bahasa Sasak. Sebagian besar suku Sasak beragama Islam, uniknya pada sebagian kecil masyarakat suku Sasak, terdapat praktik agama Islam yang agak berbeda dengan Islam pada umumnya yakni Islam Wetu Telu, namun hanya berjumlah sekitar 1% yang melakukan praktek ibadah seperti itu. Ada pula sedikit warga suku Sasak yang menganut kepercayaan pra-Islam yang disebut dengan nama "Sasak Boda".

Kaitanya dengan kolesterol karena disana orangnya jauh dari teknologi atau modernisasi tentu saja penyembuhan penyakit dilakukan dengan cara tradisional, nah suku sasak memiliki cara tersendiri mengobati orang yang menderita kolesterol.

Yang namanya penyakit selalu saja ada obatnya, dan obat untuk kolesterol sekarang tentu sangat mahal bahkan harus operasi jalan keluarnya bila memang sudah parah penyakitnya, tim medis biasanya tidak semura orang suka dengan cara pengobatan yang dilakukan oleh tim dokter di rumah sakit, dan lebih memilih mengobati dengan cara tradisional atau obat herbal misalnya.

Dari sekian banyak tumbuhan berbunga, beberapa di antaranya sudah sejak lama digunakan sebagai obat tradisional oleh Suku Sasak di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB). Jenis tumbuhan yang biasa digunakan Suku Sasak misalnya mayang kelapa dan daun ceremai sebagai obat alami penurun kadar kolesterol dan gula darah.

Drs. M. Yamin, M.Si dari Lembaga Penelitian Universitas Mataram (Unram) di Mataram menyatakan sedikitnya 30 ribu spesies tumbuhan berbunga terdapat di hutan Indonesia dan 1.650 spesies di antaranya berkhasiat untuk dijadikan obat.

Di kalangan suku sasak, tumbuh-tumbuhan ini diyakini memiliki khasiat yang lebih mujarab daripada obat kimia. "Berkaitan dengan itu, sejumlah pengobatan tradisonal Suku Sasak, Lombok, terlihat efektif daripada yang lazim digunakan dokter," ungkap M Yamin.

Dikatakan Yamin, pengetahuan masyarakat Sasak tentang obat-obatan itu diperoleh dari naskah daun Lontar Usada Lombok yang sudah berusia ratusan tahun, dan warisan turun temurun. Menurutnya, ada sekitar 263 jenis penyakit dan 163 jenis obat-obatan tradisional suku Sasak. Meskipun khasiat obat tradisional itu sudah diyakini dan dibuktikan sejak lama, namun hingga kini belum ada riset atau penelitian ilmiah secara mendalam.

Penanganan kesehatan yang bersifat tradisional dengan menggunakan obat tradisional dari bahan tumbuhan atau hewan hingga kini masih populer di masyarakat. Selain karena biayanya yang relatif murah, pengobatan tradisional menggunakan tumbuhan mudah diperoleh berkat potensi alam yang kaya selain juga merupakan warisan turun temurun.

Pada bulan Maret 2007 pernah ada upaya untuk menguji khasiat dan analisis kandungan bahan aktif obat tradisional Sasak untuk penurunan kadar kolestrol dan gula darah. "Tujuannya untuk mengetahui kebenaran khasiat mayang kelapa dan daun cerami terhadap kadar kolesterol dan gula darah, kandungan bahan aktif masing-masing obat serta menyediakan informasi penanganan masalah kolestrol dan gula darah," katanya.

Sebelumnya Ketua Bappeda NTB, Drs. H. Lalu Fathurrahman menjelaskan, pihaknya telah mengidentifikasi sebanyak 123 judul penelitian yang direkomendasikan untuk pengembangan kajian pembangunan di daerah ini. Penelitian tersebut meliputi kajian pada sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan, pertanian serta sektor unggulan lainnya.

Yah biarpun orang kaya sekalipun kalau sakit pasti rasanya sakit, dan pengen sembuh dengan berbagai cara kalau punya duit bayar dokter atau dengan cara yang menghabiskan uangpun bisa jadi, tapi kalau orang gak punya tentu saja cara seminimal mungkin harus di tempuh dengan taruhan pasrah saja.


Printer Hp Laserjet Pro M12w

Keluaran baru dari produk HP yang masih mengeluarkan jenis laserjet untuk office atau perkantoran, yang mana membutuhkan printer yang bisa m...